Senin, Juni 26, 2006

kesekolah yuk

Jam 5 pagi buyung berusaha bangun melawan dinginnya embun pagi. Si emak udah duluan bangun memasak bekal makan siang si abah dan sarapan pagi kami nanti. upik, adik buyung sedang membenahi pakaian kering kepunyaan bu ijah, istri pak edi, lurah kampung mereka.

Buyung dengan malasnya berjalan menuju kamar mandi. Sepertinya sendal jepit butut itu yang memaksa buyung untuk ke kamar mandi, terlihat badan sibuyung ketinggalan di belakang, dia jalan miring kebelakang.

jam 6 pagi semua persiapan selesai, abis makan pagi. buyung kebelakang rumah menuju kandang ayam, melepas pintunya dan mengambil beberapa butir telur ayam untuk dijual. Ujian sebentar lagi, dan kebetulan bu iyem mesan telur kemaren. ya lumayan lah cukup buat uang ujian buyung dan upik. oya buyung berumur 10 tahun, dan upik 8 tahun.

Abah sudah dari tadi berangkat ke ladang. Upik sudah menggandeng tas kesayangannya dan juga sebuah helm proyek lusuh. buyung cuma membawa sebuah buku isi seratus. Satu buku itu di bagi oleh buyung berdasarkan mata pelajaran yang di ajarkan di sekolahnya. Pengiritan, kata emak waktu membeli buku itu. serta sebuah bolpen hitam. buyung tidak membawa helm seperti yang di bawa upik, tapi dia membawa sebuah triplek segi empat tidak beraturan.

di perjalanan mereka berdua bertemu dengan anak - anak kampung yang laen. sebagian dari mereka membawa helm juga, dan sebagian lagi ada yang bawa papan, payung, dan triplek seperti punya buyung.

sesampai di sekolah, pak husain guru kelas 4 sampai kelas 6 dan bu nining guru kelas 1 sampai kelas 3 sudah berada di depan pintu kelas. dan mereka membawa helm. cuma pak joko, kepala sekolah mereka yang tidak membawa helm. dia membawa payung.

masuk kelas, membaca doa, salam ke guru dan terdengar aba aba pasang pengaman. dan pelajaran di mulai.

15 menit kemudian prang. serpihan genteng atap sekolah jatuh di atas triplek yang berada di atas kepala buyung. Untung ada pengaman. beberapa saat kemudian jatuh lagi pecahan genting. ternyata helm, payung, triplek dan papan tersebut dipakai untuk pengaman kepala ketika lagi belajar.

mereka tetap belajar. walaupun genteng berjatuhan, kadang kadang air yang jatuh, atau tai burung. dan mereka tetap belajar. hujan emas di negri orang hujan batu di negri kita. kapan negri kita ketimpaan emas juga ?

Pakailah pengaman ketika anda sedang belajar, itulah motto sekolah mereka.

nanti di sekolah menengah pertama apakah masih butuh helm, payung, triplek dan papan ?

-iMra-

Tidak ada komentar: